“Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu
: SERATUS EMPAT PULUH EMPAT RIBU YANG TELAH DIMETERAIKAN DARI SEMUA
SUKU KETURUNAN ISRAEL.” (Wahyu 7:4).
Wahyu 7:4-8 menggemakan pasal-pasal Perjanjian Lama yang
menghitung jumlah balatentara Israel. Ke-144.000 orang itu adalah
balatentara zaman akhir Allah. Namun itu adalah suatu bentuk
balatentara yang berbeda. Balatentara itu tidak meraih kemenangan
dengan cara memaksakan kehendaknya atas orang lain. Sebaliknya, model
peperangan Kristiani adalah Anak Domba yang telah disembelih (Why. 5:6). Orang-orang
Kristen menang bukan oleh kepintaran atau kekuatan manusia, tetapi oleh darah
Anak Domba (Why 12:11). Dengan kata lain, kemenangan Kristiani diperoleh
melalui kelemahan, bukannya kekuatan (lihat 2 Kor. 12:7-10).
Aleksander Solzhenitsyn bertahun-tahun menentang para
penawannya di Gulag Soviet. Dia berusaha memperoleh hak
atas jadwalnya, makanannya, dan perkara-perkara lain. Tapi ketika
dia menjadi Kristen, dia pun meninggalkan upayanya itu. Maka dia pun
“terbebas dari kekuasaan penawannya.”
Seorang pemimpin Hizbullah bereaksi kaget ketika Bruder
Andrew menawarkan menukar nyawanya dengan nyawa seorang tahanan. Pejabat Muslim
tersebut belakangan menjadi sahabat Bruder Andrew. Namun
mengamati tiadanya komitmen di kalangan kebanyakan orang Kristen,
belakangan dia protes, “Andrew, kalian orang-orang Kristen….tidak mengikuti
kehidupan Yesus lagi. Kalian harus kembali kepada Kitab Suci,
Perjanjian Baru.” Yang dia maksud adalah bahwa ajaran Yesus mencakup
mengasihi musuh-musuh kita, sesuatu yang tidak dirasakan pemimpin Hizbullah itu
dari orang-orang Kristen, sampai ia bertemu Bruder Andrew.
Suatu balatentara menuntut adanya kerja sama yang erat
agar pada sukses. Jadi kehidupan kita bersama sebagai orang-orang
Kristen adalah bagian yang penting dari kesaksian kita. Kesejatian
pengalaman kita terungkap di dalam cara kita saling memperlakukan satu sama
lain (Yoh. 13:35).
Balatentara harus bersiap untuk menyerang dan bertahan. Kadang seorang tentara Kristen tidak dapat berbuat lebih selain bertahan melawan rencana jahat Iblis (Ef. 6:11-14). Tetapi Allah juga mengaruniakan senjata penyerang bagi orang-orang Kristen : Pedang Roh, yaitu Firman Allah (ayat 17).
Oleh karena itu, kita dipanggil untuk berbuat lebih
daripada sekadar beribadah dan saling memberi dorongan satu sama lain dalam
lingkup gereja, mencari yang hilang untuk kembali. Ke-144.000 orang
membawa kabar baik keselamatan ke luar dinding-dinding gereja kepada masyarakat. Namun
Wahyu menjelaskan bahwa setiap “serangan” terjadi dalam kelemahan. Percaya
pada kekuatan dan kehadiran Tuhan akan menyelematkan kita.
Tuhan, aku berharap aku lebih berani dalam
bersaksi. Tidak ada yang harus aku takutkan, karena jalan-Mu mengarah
kepada kemenangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar