Senin, 20 Mei 2013
HIDUP OLEH
IMAN
Dalam
Habakuk 1:12-17, Allah menjawab pertanyaan Habakuk yang menjengkelkan:
dapatkah Allah yang benar menggunakan orang fasik menghukum orang yang lebih benar
dari mereka? Pertanyaan Habakuk dalam ayat 17 harus dilakukan dengan keadilan
Ilahi.
Habakuk
bingung, bukan hanya karena kemerosotan bangsanya tetapi juga karena negaranya
akan dihakimi oleh bangsa lain, satu hal yang jauh lebih buruk. Nabi itu peduli
dengan dosa-dosa Yehuda, tetapi dengan ukuran, bangsanya, adalah yang paling
benar di antara mereka, tidak sejahat bangsa kafir, Babylonia.
Baca Habakuk
2:2-4. Harapan apa yang dihadirkan di sini?
Habakuk
2:2-4 adalah salah satu ayat terpenting dalam Alkitab. Ayat 4, khususnya,
menyatakan inti dari Injil, fondasi dari ayat ini bisa dikatakan permulaan
dari Reformasi Protestan. Melalui iman di dalam Yesus Kristus kita menerima
kebenaran dari Allah; kita satu bagian dengan kebenaran Allah sendiri.
Kebenaran-Nya menjadi milik kita. Inilah yang dikenal dengan dibenarkan
oleh iman.
Ayat 4
adalah pernyataan kesimpulan dari jalan keselamatan dan ajaran Alkitabiah
tentang dibenarkan oleh iman. Bagaimanakah penulis Perjanjian Baru menggunakan
ayat ini? Rm. 1:1-17; Gal. 3:11; Ibr. 10:38.
Di
tengah-tengah kekacauan dan pertanyaan tentang kejahatan, keadilan dan
keselamatan ini, Habakuk 2:4 memberikan perbandingan yang tajam antara yang
setia dan yang sombong. Tindakan dari setiap kelompok ini akan menentukan nasib
mereka; orang sombong akan gagal sementara yang benar akan hidup oleh iman.
Kata asli Ibrani untuk iman (emuna) terjemahan yang terbaik adalah
"kesetiaan", "keteguhan", dan "dapat diandalkan."
Sementara seseorang yang hidup oleh iman tidak diselamatkan oleh pekerjaannya,
pekerjaannya akan menunjukkan bahwa ia hidup dengan iman. Imannya dinyatakan
dalam pekerjaannya dan bahwa orang itu dijanjikan hidup yang kekal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar