Umat
Istimewa Allah (Mikha)
Sabat Petang
Bacalah Untuk Pelajaran Pekan Ini:
Mi. 1:1-9; 2 Kor. 11:23-27; Mi. 2:1- 11; 5:2; 6:1-8; 7:18-20.
Ayat
Hafalan: "Hai manusia, telah
diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari
padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati
di hadapan Allahmu?" (Mi. 6:8).
Pokok
Pikiran: Bahkan di tengah-tengah kemurtadan,
Tuhan bersedia mengampuni dan menyembuhkan umat-Nya.
Nabi
Mikha melayani pada masa tergelap dari sejarah Israel. Negara itu telah lama
terbagi menjadi dua kerajaan. Akhirnya, Asyur mengakhiri kerajaan utara, dan
Mikha dapat melihat kejahatan dan kekejaman merayap masuk ke kerajaan Yehuda di
Selatan. Dia berkhotbah menentang dosa-dosa fatal seperti ketidakjujur,
ketidakadilan, penyuapan, dan ketidakpercayaan. Mikha adalah nabi pertama yang
meramalkan kehancuran Yerusalem (Mikha 3:12).
Namun, melalui inspirasi Ilahi, Mikha melihat terang dalam
waktu gelap ini. Dengan bantuan pemandangan Allah, dia melihat jauh kepada
penghukuman yang akan datang. Mikha memberikan kata-kata yang mendorong dan
berkata bahwa Tuhan telah mengurapi pemimpin yang akan datang dari Betlehem.
Mesias akan menjadi pemimpin yang akan menyelamatkan Israel dan berbicara damai
kepada bangsa-bangsa dengan mengajarkan mereka "menggunakan pedang mereka
menjadi mata bajak" (Mi. 4:3). Teguran Allah akan menjadi saluran
pemulihan dan berkat-berkat pokok.
*Pelajari
Pelajaran Pekan ini untuk persiapan Sabat, 18 Mei.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar