Minggu, 12 Mei 2013

Renungan Pagi, Minggu 12 Mei 2013


"Dan kepada mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka HARUS BERISTIRAHAT SEDIKIT WAKTU LAGI hingga segenap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka" (Wahyu 6:11).

Terjemahan di atas mencerminkan beberapa aspek yang membingungkan dari ayat ini. Yang pertama, apa yang semestinya dilakukan oleh "jiwa-jiwa yang ada di bawah mezbah" (Wahyu 6:9,10)? Mereka dikatakan harus "beristirahat, menunggu sedikit waktu lagi." Gantinya melakukan sesuatu, mereka harus tetap diam sampai sesuatu terjadi. Dalam banyak terjemahan, sesuatu yang ditunggu itu adalah satu jumlah tertentu dari para martir yang akan dipenuhi (hingga genap jumlah...(ayat 11). Tetapi kata "jumlah" bukanlah arti sebenarnya. Telah dijelaskan kemarin, para penerjemah menempatkan kata tersebut agar bagian itu dapat dimengerti. Tetapi bagian itu memang masuk akal. "Kawan-kawan pelayan" hingga "genap," mungkin merujuk kepada karakter mereka pada masa krisis terakhir dalam sejarah dunia (Wahyu 19:7,8). Mereka sedang menunggu Allah bertindak secara istimewa kepada mereka.

Perintah dari surga untuk "beristirahat" agak mengejutkan dibaca. ketika saya "bersantai" (baca menunda) maka kejadian buruk biasanya terjadi. Sebagai contoh, di sekitar tangki septik di rumah saya tumbuh rumput liar, dan rumput itu tumbuh dua kali lebih cepat dan lebih lebat daipada semua tanaman lain di pekarangan rumah kami. Khususnya di bulan Mei, di mana tersedia banyak sinar matahari dan hujan. Tetapi berita baik buat rerumputan itu menjadi berita buruk buat saya, kalau saya "beristirahat" lebih dari satu atau dua hari dari jadwal memotong rumput. Karena rerumputan itu tumbuh cepat sekali, terkadang sangat susah di potong karena ukurannya yang besar. Jika rumputnya agak lembap, dan hampir setiap hari, mesin pemotong rumput akan cepat sekali tersumbat. Sehingga setiap meter saya harus berhenti dan membersihkan bawah mesin. Sungguh satu pekerjaan yang tidak menyenangkan.

Maksud saya adalah, pekerjaan menunggu atau menunda dapat menjadi satu hal yang bodoh yang dilakukan. Akan tetapi surga memerintahkan jiwa-jiwa di mezbah untuk beristirahat sebentar lagi, supaya Allah dapat melakukan pekerjaan-Nya. Rasanya sangat senang jika kita dapat mendengar suara Tuhan dari surga, mengatakan kapan harus beristirahat, dan kapan beristirahat itu tidak dibutuhkan. Tetapi dalam mencari tahu keinginan dan waktu Tuhan, kita juga mendapatkan pelajaran yang berharga. Sementara beristirahat rasanya seperti penundaan, tetapi itu juga dapat menjadi ungkapan iman kita kepada kehendak Allah.

Tuhan, hari-hariku penuh dengan segala kegiatan. Aku butuh tuntunan-Nya. Tolong aku untuk percaya kepada-Mu, bahwa Engkau bekerja dalam segala sesuatu dalam hidup ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar