Rabu, 29 Mei 2013

Pelajaran Sekolah Sabat Dewasa, 29 Mei 2013



HAL TERBESAR YANG MENYENANGKAN ALLAH

"TUHAN Allahmu akan besertamu, Dia sangat berkuasa untuk me­nyelamatkan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membarui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai." (Zef. 3:17, NIV)

Dalam bagian akhir dalam bukunya (Zef. 3:9-20), Zefanya beralih dari tema kemarahan kepada pemulihan. Di luar penghakiman, kita tiba pada tu­juan akhir Allah. Ketika bangsa-bangsa didisiplin, mereka akan bersama-sama memanggil Allah dan melayani Dia dengan tulus. Bibir bangsa itu akan disuci­kan sehingga mereka semua akan menyembah dan memuji Tuhan melalui me­layani Dia. Umat yang sisa, kecil namun rendah hati dan setia akan bertahan di Yehuda dan menggantikan pemimpin yang sombong

Yang paling penting, Allah akan tinggal bersama umat-Nya dan dia akan membuat masa lalu yang salah menjadi benar. Mereka tidak perlu lagi takut karena Tuhan akan bersama-sama dengan umat-Nya, tinggal di antara me­reka. Dia akan menjadi Pembebas dan Juruselamat mereka. "Mereka akan ma­kan dan berbaring dengan tidak ada yang membuat mereka takut." (Zef. 3:13, NIVl
Berkat-berkat yang seperti itu akan menjadi hal biasa karena umat-umat Allah bersukacita karena Dia, tetapi nabi mengatakan bahwa Allah akan bersukacita atas mereka. Kasih dan sukacita-Nya kepada umat-Nya akan sangat besar dan Dia akan bersorak atas mereka dengan sorak kegirangan.

Bagaimanakah nabi Yesaya menggambarkan sukacita Allah atas umat tebusan-Nya? (Yes. 62:5; 65:19).

Raja agung, Prajurit Ilahi, akan melindungi dan mempertahankan umat-Nya. Dia akan menjamin mereka dengan semua keuntungan dari kemenangan-Nya, seseorang, yang menang bagi kita di salib. Dia akan memuliakan yang rendah hati dan mengubah celaan, penderitaan dan pengasingan kepada sebuah pengalaman kehormatan, berkat, dan kehadiran-Nya. Keunggulan akan diberi­kan kepada mereka yang pincang dan orang buangan, tema yang terletak pada pekabaran yang disampaikan oleh Yesus Kristus.

Walaupun di tengah-tengah peringatan-peringatan yang mengerikan, Tuhan menawarkan pengharapan kepada umat-umat-Nya. Bagaimana­kah kita dapat, sebagai Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, percaya ke­pada janji kedatangan yang kedua kali, belajar untuk hidup hari demi hari dengan janji itu? Bagaimanakah kita dapat belajar untuk memeli­hara iman itu tetap hidup, khususnya pada masa-masa kesukaran saat dunia tidak memberikan apa-apa kepada kita tetapi hanya dukacita?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar