Jumat, 17 Mei 2013

Renungan Pagi, Jumat 17 Mei 2013


"Kemudian dari pada itu aku melihat keempat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka MENAHAN KEEMPAT ANGIN DI BUMI, supaya jangan ada angin bertiup di darat, atau di laut, atau di pohon-pohon" (Wahyu 7:1).

Ayat hari ini menegaskan kemampuan Allah untuk membebaskan orang-orang dari penghakiman. Dia sanggup menahan angin yang merusak lalu Dia memelihara umat-Nya dalam segala situasi. Dia bukan Allah yang mengatur sistem alam semesta seperti jam dan meninggalkannya untuk berlibur. Dia peduli pada umat-Nya dan mengatur segala keperluan mereka.

Hujan tembakan yang terjadi di Brazzaville, Afrika bagian tengah, mendemonstrasikan kemampuan-Nya untuk turun tangan. Serangan itu menghancurkan sebagian besar pertokoan dan hotel-hotel. Banyak orang Kristen dan yang lainnya berkumpul di sebuah gedung gereja besar, dan walaupun semua di sekitar gereja itu hancur, tetapi bangunan itu tidak mengalami kerusakan.

Tetapi hidup tak selalu sesederhana itu. Bagaimana dengan banyak kejadian di mana orang-orang percaya tidak dilindungi? Sebagai contoh, seorang wanita hamil di Filipina dan anaknya yang secara ajaib selamat dari beberapa tembakan senjata berat di punggungnya. Tetapi 17 orang yang bersamanya ternyata mati karena tembakan yang sama. Emma Moss, anak perempuan dari pendiri Bala Keselamatan (Salvation Army) yang sangat aktif dalam pelayanan, menjadi orang satu-satunya meninggal dalam kecelakaan kareta api. Spencer Perkins, seorang aktivis dalam pergerakan perdamaian antar ras, tiba-tiba meninggal dunia karena serangan jantung di usia 43 tahun.

Terkadang kita menghadapi kematian karena pilihan dan tindakan kita. Di waktu yang lain karena kita tak mengacuhkan peringatan yang telah diberikan. Mungkin kita binasa karena kita tidak menyadari peringatan yang diberikan Allah. Tetapi adakalanya kematian terjadi begitu saja. Tetapi seringkali Allah bekerja dalam situasi tragis seperti itu, dan kita tidak menyadarinya sampai satu hari nanti.

William Wilberforce, misalnya, kehilangan ayahnya pada usia 9 tahun. Bibi dan pamannya tidak mempunyai anak. Tetapi kombinasi dari ke dua keadaan itu telah membawa Wilberforce kepada ajaran John Newton, seorang pengkhotbah evangelis yang anggota gerakan penghapusan perbudakan. Pada akhirnya Wilberforce menjadi pemimpin dalam gerakan penghapusan perbudakan di Inggris, dan pada kematiannya. Kerajaan Inggris menghapuskan perbudakan. Kita harus percaya kepada kemampuan Allah untuk melindungi dan melepaskan kita, walaupun kematian atau tragedi memang terjadi, ketahuilah bahwa Tuhan dapat membawa sesuatu yang baik dari kesedihan itu dalam jangka panjang.

Tuhan, terima kasih untuk bukti yang berlimpah dari perlindungan-Mu di masa lalu. Aku percaya kepada-Mu dan akan menempatkan diriku dalam tangan-Mu hari ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar