“Maka kataku kepadanya : “Tuanku, tuan
mengetahuinya. ‘Lalu ia berkata kepadaku: “Mereka ini adalah orang-orang keluar
dari KESUSAHAN YANG BESAR, dan mereka telah mencuci jubah mereka dan
membuatnya putih di dalam darah Anak Domba’” (Wahyu
17:14).
Dalam bahasa
aslinya, kata untuk kesusahan (thlipseos)
merujuk pada lebih dari sekadar penganiayaan dan mati syahid. Hal itu mencakup konsep-konsep seperti “kesukaran”,
“stress,” “situasi menyulitkan,” “dan “penderitaan” dalam pengertian umum. Banyak yang berasumsi bahwa “kesusahan besar”
merupakan suatu peristiwa tertentu menjelang hari-hari terakhir sejarah bumi
ini. Tetapi salah seorang dari tua-tua
surgawi memberitahu Yohanes bahwa kumpulan orang banyak dalam Wahyu 7:9 adalah
mereka yang “telah” keluar” dari masa kesusahan yang besar. Apa pun arti ayat ini, frasa tersebut juga
merujuk pada sesuatu yang sedang berlangsung pada zaman Yohanes, sesuatu yang
terus berlanjut sepanjang sejarah Kekristenan.
Di sini Kitab
Wahyu sangat masuk akal. Tidak seorang
pun melalui kehidupan ini terbebas dari stress, tanpa “kesusahan besar.” Perasaan takut terhadap kesusahan
mengingatkan saya pada sesuatu yang terjadi di tempat kediaman sahabat
saya. Dia tinggal di rumah yang terletak
di puncak bukit pedesaan Iowa. Suatu
hari saya mengujunginya dan mengalami kejutan mengherankan. Seekor hewan terbesar keluar dari dalam rumah
menyambut saya, berlari-lari bebas. Saya
melihat hewan itu dari sudut mata saya, saya berpikir seekor singa sedang
berjalan menuju saya. Hewan buas itu
membuka mulutnya dan aumannya yang besar membuat saya takut setengah mati. Akan tetapi, setelah saya perhatikan, saya
sedang berhadapan dengan seekor anjing seberat 113 kg! Hewan buas itu adalah
anjing peliharaan teman saya, jenis St. Bernard diberi nama Gabe. Ternyata Gabe makhluk paling manis dan
lembut. Gonggongannya seperti guntur menggelegar,
tetapi itu hanya suara saja, tidak ada gigitan.
Seperti
itulah stress. Meskipun kita mungkin memandangnya
sebagai musuh, yang penting adalah bagaimana cara kita meresponnya. Stress yang tidak terkendali secara dini akan
melemahkan tubuh dan mengarah pada timbulnya penyakit. Namun stress yang dikelola dengan baik
sebenarnya sesuatu yang berguna bagi hidup kita. Memberikan dorongan dan energy pada segala
sesuatu yang kita lakukan, itu adalah sumber daya yang Allah pakai untuk
mendatangkan kemuliaan bagi-Nya (Yoh. 11; 2 Kor. 3:18). Pertumbuhan terjadi dalam kehidupan kita
apabila kita menanggapi tekanan kehidupan secara positif. Sementara kita mengharapkan kehidupan yang
tenang dan penuh kedamaian, Allah melihat bahwa tanpa stres dan kesulitan,
hanya sedikit pertumbuhan dan perkembangan yang akan terjadi dalam diri kita.
“Tuhan, tolong aku untuk memandang
kesukaran-kesukaran dalam hidup ini sebagai suatu jalan yang bisa Engkau pakai
untuk membantu aku bertumbuh dan menjadi lebih berguna bagi pelayanan-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar