APAKAH YANG BAIK
Pada permulaan Mikha 6, Allah
berdialog dengan umat-Nya, mendaftarkan semua hal yang Dia telah lakukan untuk
kepentingan mereka. Dalam menanggapinya, orang-orang yang beribadah di dalam
kaabah bertanya apakah yang menyenangkan bagi Allah. Apakah yang merupakan
persembahan yang berterima: anak lembu berumur setahun, ribuan domba jantan,
puluhan ribu curahan minyak, atau bahkan anak sulung mereka? Ada tahap-tahap
yang stabil di sana dalam hal ukuran dan nilai dari persembahan yang di
daftarkan di sana.
Baca Mikha 6:1-8. Kebenaran yang
sangat penting apa yang diajarkan di sini? Mengapakah ini sangat penting bagi
kita khususnya sebagai Masehi Advent Hari Ketujuh? Apakah yang disampaikan
kepada kita tentang kebenaran itu lebih dari hanya doktrin yang benar dan pemahaman
yang jelas akan nubuatan? Lihat Mat. 23:23
Nabi itu mengatakan bahwa Allah
telah menyatakan apa yang Dia inginkan. Melalui pengajaran Musa, mereka telah
tahu apa yang telah Allah lakukan bagi mereka (Ul. 10:12,13). Jawaban Mikha
bukanlah satu wahyu yang baru yang menandakan berubahnya tuntutan Allah
Pengorbanan dan pelayanan keimamatan bukanlah menjadi perhatian Allah yang
pertama. Keinginan Allah yang tertinggi adalah memiliki orang-orang yang
berlaku adil terhadap sesama manusia dengan penyembahan yang konsisten dan
kasih kepada Tuhan. Persembahan yang paling besar yang umat Allah dapat
berikan kepada Allah adalah penurutan.
Mikha 6:8 adalah pernyataan
keinginan Allah tersingkat kepada umat-Nya. Itu menyimpulkan semua pengajaran
nabi tentang agama yang benar. Menampilkan kehidupan yang adil, murah hati
serta berjalan dekat dengan Allah, Keadilan adalah sesuatu yang dilakukan
manusia atas dorongan Roh Allah, Hal ini harus dilakukan dengan jujur dan tidak
berat sebelah, khususnya kepada yang lemah dan tidak memiliki Kuasa, yang
dimanfaatkan oleh orang lain. Kebaikan berarti dengan bebas dan suka rela
menunjukkan kasih, kesetiaan dan kejujuran kepada orang lain. Berjalan bersama
Allah artinya membuat Allah yang pertama dan hidup dalam keselarasan dengan
keinginan-Nya.
Mengapakah lebih mudah memelihara
Sabat secara ketat dari pada berlaku adil, mencintai belas kasihan, dan
berjalan dengan rendah hati di hadapan Allah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar