“
Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ke enam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat…Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan ORANG-ORANG KAYA SERTA ORANG-ORANG BERKUASA, DAN SEMUA BUDAK SERTA ORANG MERDEKA bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung” (Wahyu 6:12-15).
Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ke enam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat…Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan ORANG-ORANG KAYA SERTA ORANG-ORANG BERKUASA, DAN SEMUA BUDAK SERTA ORANG MERDEKA bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung” (Wahyu 6:12-15).
Dunia kuno memahami bahwa meterai keenam adalah penggambaran akhir dunia. Meterai-meterai ini bermula dari empat penunggang kuda, yang menggambarkan jenis penghakiman yang berulang kali terjadi sepanjang sejarah (Why. 6:1-8). Tetapi ayat-ayat di atas, mengikutsertakan benda-benda langit yang satu persatu berlaku tidak biasa (ay. 12-14), diikuti pengakuan dunia akan peristiwa tersebut serta penghukumannya oleh murka sang Pencipta (ayat 15-17). Tampaknya ini mengungkapkan akhir sejarah sebagaimana yang kita tahu.
Dunia kuno juga terbiasa
menjumlahkan nilai total kemanusiaan dalam bahasa yang berlawanan, seperti,
“kaya dan miskin,” budak dan orang merdeka,”laki-laki dan perempuan.” Dalam ayat kita, Yohanes menuliskan
masing-masing wakil dari keseluruhan tingkat social. Tidak ada satu pun, mulai dari kaisar sampai
budak, yang akan luput dari penghakiman akhir ini.
Cara kita mengerti suatu paparan,
seperti ini, dipengaruhi oleh latar belakang kebudayaan di mana kita dibesarkan.
Contohnya Suku Shona dari Afrika Selatan, secara tradisional percaya bahwa
gempa bumi terjadi karena Tuhan sedang berjalan-jalan di bumi. Suku yang lain menghubungkan gempa bumi
kepada pekerjaan dewa-dewa tertentu.
Kepada mereka, ayat sepert ini dapat menggambarkan bahwa Tuhan memiliki
kendali penuh atas segala sesuatu yang terjadi dibumi ini.
Kekuasaan Tuhan yang luar biasa
atas gempa bumi telah menenangkan orang-orang Kristen yang tinggal dekat
retakan San Andreas di California.
Karena pendengar Yohanes tahu dan takut terhadap gempa bumi (propinsi Roma
ini terletak di tengah daearh yang
memiliki aktivitas seismik yang aktif), ayat seperti ini pasti akan menakutkan
bagi mereka.
Pengaruh keseluruhan ayat
renungan hari ini bisa menakutkan mereka yang lebih memercayai hal-hal yang
berbentuk materi di bumi ini. kita tidak
memiliki keamanan, tidak ada pijakan yang pasti untuk berdiri, tidak ada satu
pun di alam semesta ini yang dapat menolong kita, kecuali Allah sendiri. Hasil ciptaan Allah dan semua yang di
dalamnya akan musnah satu hari nanti.
Jika kita meletakkan rasa percaya kita hanya kepada apa yang bisa kita
dengar, lihat, dan sentuh, maka kita akan menjalani kehidupan yang menyedihkan.
Tuhan, tolong ajar aku supaya tidak tergoda untuk meletakkan rasa
percayaku kepada uang, tanah, pendidikan, dan segala hal yang ada di dunia
ini. Aku serahkan semua percayaku hari
ini, hanya dalam tangan-Mu saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar