""Dan
seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku : “Siapakah mereka
yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?” Maka
kataku kepadanya : “Tuanku, tuan mengetahuinya.’ Lalu ia berkata
kepadaku : ‘Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari KESUSAHAN YANG BESAR, dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba’” (Wahyu 7:13,14).
Umat percaya Allah pada masa akhir
akan keluar sebagai pemenang melalui penderitaan dan kemenangan Anak
Domba, bukannya karena perlawanan dengan senjata. Kristus menyatakan Kuasa-Nya lebih jelas melalui mereka yang hancur ketimbang mereka yang memiliki kekuatan. Iman
seorang Kristen yang berdiri teguh bagi yang lemah dan tak berkuasa
jauh lebih efektif daripada mereka yang mengacungkan kekayaan dan
pengaruh politiknya.
Beberapa pemuda yang tidak memiliki tempat tinggal, yang hidup di jalanan Philadelphia, memukuli seorang Korea sampai mati. Dia seorang Krsiten yang sedang belajar di Universitas Pennsylvania. Ketika kejahatan itu terjadi, korban baru saja mengirimkan sebuah surat kepada keluarganya di Korea. Orangtua korban kemudian datang ke Amerika untuk mengikuti persidangan dan duduk diam selama persidangan berlangsung. Ketika persidangan hampir selesai mereka meminta kesempatan untuk berbicara. Hakim mengabulkan permintaan mereka, lalu mereka berbicara setelah pembacaan keputusan bersalah tetapi sebelum vonis dijatuhkan.
Kemudian kedua orangtua ini mendekati hakim, dan bertelut di hadapannya. Semua orang dalam ruangan itu terkejut. Orangtua
itu memohon hakim untuk tidak melanjutkan hukuman yang sudah ada dalam
pikiran hakim itu, tetapi sebaliknya agar melepaskan para pembunuh anak
mereka dan membiarkan mereka dalam pengawasan orangtua tersebut,
sehingga mereka dapat memberikan tempat tinggal dan perhatian yang tidak
pernah didapatkan para pembunuh itu sebelumnya. “Kami
adalah umat Kristen,” orangtua itu menjelaskan kepada hakim, “ dan kami
ingin menunjukkan sebagian kasih karunia yang telah kami terima dari
Tuhan kepada anak-anak ini.”
Sang hakim, yang menurut berita
adalah seorang yang memiliki reputasi keras dan tak berperasaan,
meneteskan air mata ketika dia berkata, “Saya minta maaf, tetapi hal
seperti itu tidak dapat dilakukan dalam sistem keadilan di Negara ini!” Tetapi
melalui pengampunan mereka, orangtua ini telah memberikan satu
kesaksian yang berkuasa tentang satu kerajaan yang sepenuhnya berbeda
dengan dunia kita. Kerajaan
yang memiliki sistem keadilan sangat radikal berbeda dengan yang kita
tahu selama ini, dan kerajaan ini terbuka untuk siapa saja yang berani
percaya kepada keberadaannya dan jalan keluar yang diberikan kepada
semua permasalahan hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar