Kamis, 11 April 2013

Pelajaran Sekolah Sabat Dewasa, Selasa 9 April 2013

Selasa                                                                         9 April 2013

ANAK YANG BELAJAR BERJALAN

"Ketika Israel masih muda , Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anak-Ku itu. Padahal akulah yang mengajar Efraim berjalan dan mengangkat mereka di tangan-Ku, tetapi mereka tidak mau insyaf, bahwa aku menyembuhkan mereka." (Hos. 11:1,3 NKJV).

     Dalam ayat ini, Hosea sedang mengatakan bahwa cara Tuhan adalah seperti perawatan yang lembut dari seorang orangtua baru. Sama seperti orangtua yang mengajar anaknya berjalan dengan lemah lembut dan sabar, mengangkatnya dengan tangannya supaya jangan jatuh jadi Allah telah memelihara Israel sejak semula. Alllah, yang mengasihi dan mengampini adalah inti pekabaran Hosea. Walaupun Dia melakukan disiplin, dia sangat mengasihi. KemarahanNya dapat mengerikan, tetapi kemurahanNya melebihi pemahaman kita.

     Bacalah Ulangan  8:5, Amsal 13:24, Ibrani 12:6 dan Wahyu 3:19. Apakah poin yang sama dari ayat ayat ini? Penghiburan apa yang kita tarik dari ayat ayat ini ?

     Melalui Musa, Allah memberitahukan kepada Raja Mesir bahwa Israel adalah anak istimewa bagi Nya (Kel 4:22,23). Sekalipun semua bangsa di dunia ini termasuk Mesir adalah putra putri Allah, bangsa Ibrani terpilih menjadi Anak sulung dengan hak hak istimewa. Tetapi bersamaan dengan hak hak tersebut ada tanggung jawab. Di padang belantara Tuhan membawa umatNya dengan cara "bagaimana seorang ayah mengasuh anaknya" (Ul. 1:31 NIV). Pada masa itu Dia mendisiplinkan mereka seperti halnya "seorang mendisiplinkan anaknya" (Ul. 8:5)
     "Semua orang didalam dunia ini memberikan pelayanan sejati kepada Allah atau manusia menerima pelatuhan persiapan dalam sekolah penderitaan. Semakin berat kepercayaan dan semakin tinggi pelayanan, semakin ketat ujiannya dan semakin berat disiplinnya" -- Ellen G White, Pendidikan, hlm 138.
     Tidak ada pertanyaan, semua orangtua yang mengasihi anaknya akan mendisiplinkan mereka, dan selalu untuk kebaikan mereka. Jika manusia yang telah rusak dan jatuh melakukan itu, bagaimanakah kita harus lebih percaya akan kasih Allah kepada kita, walaupun dalam masa pencobaan?

     Karena banyak diantara kita, masalahnya bukan tentang percaya kepada disiplin Allah. Sebaliknya, masalahnya adalah mengetahui bagaimana menjelaskan pencobaan yang datang kepada kita. Bagaimanakah kita tahu bahwa yang terjadi, benar benar, Allah sedang mengajar kita dalam "Sekolah duka cita", atau ada sesuatu yang lain? bawalah jawabanmu dalam kelas hari Sabat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar