Selasa, 30 April 2013

Renungan Pagi, Selasa 30 April 2013

“Muka aku melihat ANAK DOMBA ITU MEMBUKA YANG PERTAMA DARI KETUJUH METERAI ITU, dan aku mendengar yang pertama dari keempat makhluk itu berkata dengan suara bagaikan bunyi guruh : ‘Mari!’ Dan aku melihat : sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota.  Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan” (Wahyu 6:1,2)

Jelas bahwa Wahyu 6 dibangun berdasarkan latar dalam pasal 5.  Anak Domba mengambil gulungan kitab dalam pasal 5 dan mulai membuka meterai-meterainya dalam pasal di atas.  Namun timbul pertanyaan : Apakah meterai-meterai itu isi kitab tersebut ?  Penting menjawab pertanyaan ini untuk memahami pasal ini.

Jika kitab ini menyerupai gulungan, seperti penggiling adonan, meterai-meterai berada di bagian luar “kitab” dan harus dirusak sebelum seseorang bisa membaca kitab tersebut.  Jika kitab itu menyerupai codex (seperti buku sekarang), dengan lembaran-lembaran kertas dijilid pada satu sisinya, lalu merekatkan kitab menjadi tujuh bagian yang bisa dibuka pada satu waktu.

Walaupun bangsa Romawi menciptakan bentuk codex kurang lebih pada waktu penulisan kitab hingga saat ini.  Namun demikian, orang-orang Kristen, segera beralih pada bentuk yang baru.  Dari sekitar seratus atau lebih manuskrip-manuskrip awal Perjanjian Baru (saat ini hanya ada dalam bentuk fragmen), hanya empat di antaranya berbentuk gulungan kitab.

Mengapa orang-orang Kristen beralih pada bentuk codex untuk Alkitab mereka ?  Mungkin disebabkan oleh keempat Injil.  Orang-orang Kristen ingin memasukkan keempat-empatnya ke dalam dokumen yang sama. Sebuah gulungan kitab akan terlalu besar untuk ditangani, tetapi Anda bisa memasukkan keempat Injil ke dalam satu codex dengan mudah.  Jadi tidak lama setelah zaman Kitab Wahyu, orang-orang Kristen beralih ke bentuk codex.

Apakah kitab yang sedang dibuka meterainya ini dalam bentuk gulungan kitab ataukah codex ? Yohanes tidak meninggalkan keragu-raguan. Dalam Wahyu 6:14 dia mengatakan, “Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung.”  Kata untuk “menyusut” adalah kata yang sama dengan kata yang digunakan untuk gulungan kitab yang dimeterai dalam pasal 5.  Oleh karena itu, gulungan kitab yang dimeterai itu jelas-jelas bukan sebuah codex.  Dalam hal gulungan kitab, Anda harus membuka seluruh meterai-meterainya sebelum membaca isinya.  Karena penulis menghubungkan peristiwa-peristiwa di dalam Wahyu 6 dengan pembukaan meterai, mereka tidak dapat menggambarkan isi gulungan kita itu, tetapi hal-hal yang harus terjadi sebelum gulungan kitab itu dapat dibuka.

Tuhan, sungguh luar biasa dapat memahami kedalaman Firman-Mu dengan lebih baik.  Bantu aku memercayai Engkau sekalipun aku tidak mengerti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar