Sabtu, 15 Juni 2013

Renungan Pagi, Sabat 15 Juni 2013

“Lalu aku melihat : aku mendengar seekor burung nasar terbang di tengah langit dan berkata dengan suara nyaring CELAKA, CELAKA, CELAKALAH MEREKA YANG DIAM DI ATAS BUMI oleh karena bunyi sangkakala ketiga malaikat lain, yang masih akan meniup sangkakalanya’” (Wahyu 8:13).

“Bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian, kita berhasil menangkapnya,” Paul Bremer menjelaskan kepada para jurnalis di Baghdad, disambut sorak sorai orang-orang Irak yang ada diantara penonton. Tentara Amerika telah menemukan Saddam Hussein di sebuah ruang bawah kecil di sebuah rumah pertanian sejauh 10 mil di sebelah selatan kampungnya, Tikrit.  Saddam adalah orang yang paling diiinginkan dalam daftar buruan yang diterbitkan pemerintah Amerika, tetapi dia tidak dapat ditemukan setelah Baghdad jatuh kebawah penaklukan serangan Amerika tujuh bulan sebelumnya.

Setelah menerima info dari seorang anggota keluarga Saddam, pasukan Amerika segera mengepung daerah itu.  Mereka menemukan orang kuat Irak itu, yang bertanggung jawab atas kematian ratusan ribu orang selama 24 tahun masa pemerintahannya yang mengerikan, berjongkok “di lubang kecil” di ruang bawah tanah yang kecil itu.  Dalam pertunjukan kekuatan yang terakhir, dia mengumumkan kepada penangkapnya, “Saya, Saddam Hussein, President Irak, dan saya siap untuk bernegosiasi.”  Dengan cerdik seorang tentara Amerika dalam regu pasukan menjawabnya, “Salam dari Presiden George Bush.”

Saddam tampak tak terawat berjanggut hitam dan putih, keluar dari tempat persembunyiaanya “terlihat bingung” dan “tidak dapat berkata apa-apa,” menurut Mayor Jenderal Ramond Odierno.  Tempat Saddam tinggal hanya terdiri dari dua kamar kecil.  Salah satunya adalah ruang tidur yang dipenuhi oleh pakaian, beberapa di antaranya masih baru dan masih dibungkus, tempat yang lainnya adalah sebuah dapur yang dipenuhi air.  Terlepas dari catatan sejarah hidupnya, saya merasakan sedikit simpati kepada laki-laki ini.

Orang-orang Kristen yang menderita di tangan pemimpin pemerintahan yang jahat, jangan pernah merasa iri dengan orang-orang yang menyiksa mereka itu.  Ketujuh sangkakala ditumpahkan kepada “mereka yang hidup di dunia ini,” mereka yang membawa penderitaan kepada umat Allah yang setia seperti yang telah dijelaskan dalam meterai-meterai itu (Why 6:9,10).  Mereka yang telah menyakiti atau membunuh umat Allah yang setia akan ditandai dalam “kitab,” dan jika mereka tidak bertobat, mereka akan menderita seperti dan bahkan lebih hebat daripada orang-orang yang telah mereka sakiti.  Bukan satu gambaran yang menyenangkan! Dan saya rasa, saya lebih baik menghadapi kemarahan manusia daripada murka Allah.


Tuhan, mampukan aku untuk melihat bahwa kekuasaan manusia bersifat sementara, begitu pula penderitaan yang ditimbulkannya.  Tuntun aku untuk percaya bahwa Engkau akan segera membereskan semuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar