“Lalu malaikat yang kelima meniup sangkakalanya, dan aku
melihat sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi, dan kepadanya
diberikan anak kunci lobang JURANG MAUT.
Maka dibukanyalah pintu lobang JURANG MAUT ITU, lalu naiklah asap dari
lobang itu bagaikan asap tanur besar, dan matahari dan angkasa menjadi gelap
oleh asap lobang itu” (Wahyu 9:1,2).
Bagian kitab Wahyu ini adalah ayat yang paling mengerikan
dalam seluruh kitab. Sebuah bintang yang
jatuh dari langit menerima anak kunci lubang jurang maut. Dibukanya jurang maut
mengakibatkan kegelapan menutupi matahari dan angkasa. Kegelapan itu ternyata adalah
belalang-belalang, pengikut-pengikut Apolion (Why. 9:3, 10, 11).
Kita menemukan beberapa persamaan penting dari ayat ini
dengan Injil Lukas. Saat seorang
laki-laki yang dirasuk Setan berhadapan dengan Yesus, setan-setan tesebut
memohon agar Dia tidak memerintahkan agar mereka dikembalikan ke dalam jurang
maut (Luk. 8:30,31). Terbukti bahwa
jurang maut adalah tempat di mana kuasa Allah memenjarakan setan-setan, tempat
yang tidak mereka sukai. Persamaan
selanjutnya ada di dalam Lukas 10:17-20. Di sana Yesus melihat Setan jatuh dari langit seperti kilat. Namun demikian, Dia menyatakan bahwa
murid-murid-Nya tidak perlu terkejut. Mereka memiliki kuasa untuk menginjak ular dan kalajengking, simbol
kuasa musuh. Jaminan keselamatan mereka
akan memberi mereka keyakinan penuh untuk menghadapi Setan di dalam nama Yesus.
Salahkan bagi seorang Kristen untuk beribadah di tempat
yang pernah digunakan sebagai tempat penyembahan Setan? Apakah salah
menggunakan bentuk-bentu musik yang dulu digunakan dalam ritual atau
penyembahan kafir? Pertimbangkan dilema yang dihadapi mereka yang pertama-tama
menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa yang begitu kental diwarnai pemujaan
roh-roh, pepohonan, serta makhluk-makhluk magis lainnya. Para penerjemah itu bergumul mencari cara
untuk mengungkapkan kebenaran Kitab Suci yang menginspirasi dan keselamatan ,
dalam bahasa dan ekspresi yang tlah memenuhi segala aspek bahasa ini. Tetapi para penerjemah tidak berhenti. Dan saya senang mereka tidak berhenti. Bahasa itu adalah Bahasa Inggris.
Kita mungkin merasa terganggu mendengarkan Injil dalam
bahasa yang berasal dari sejarah yang ternoda seperti itu. Tapi kita tidak boleh lupa, Allah juga
memilih menjelma sebagai manusia, terlepas dari sejarah manusia yang penuh
kekafiran, kekacauan, dan penyimpangan. Akan tetapi, ketika Firman itu menjadi manusia, Dia membawa kehidupan dan
terang kepada manusia. Ke mana pun Dia
pergi, Setan lari. Bukan kehadiran Setan
yang mengutuk kehidupan manusia, tetapi ketidakhadiran Kristuslah yang
menyebabkannya.
Tuhan, aku memilih untuk memiliki Kristus ke mana pun aku
pergi. Semoga kuasa Setan dihancurkan
juga dalam kehidupanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar