Sabtu, 06 Juli 2013

Renungan Pagi, Sabat 6 Juli 2013

TIDAK AKAN ADA PENUNDAAN LAGI!’  Tetapi pada waktu sangkakala dari malaikat ketujuh, yaitu apabila ia meniup sangkakalanya, maka akan genaplah KEPUTUSAN RAHASIA ALLAHseperti yang Ia telah beritahukan kepada hamba-hamba-Nya,yaitu para nabi” (Wahyu 10:6,7).

Ketika Yohannes menulis Wahyu 10, maka terpikirlah Daniel 12. Daniel 12 berbicara tentang pemeteraian kat-kata nubuatan hingga “akhir zaman” (Dan. 12:4). Lalu di dalam Daniel  12:7 seseorang menggangkat tangannya dan bersumpah demi Dia yang hidup selama-lamanya (lihat Why 10:5,6) bahwa aka ada “satu masa, dua masa dan setengah masa.” Kedengarannya persis seperti Wahyu 10, kecuali bahwa di dalam Kitab Wahyu, frasa “tidak aka nada penundaan lagi” menggantikan periode waktu yang misterius itu.

Inti Wahyu 10 tampaknya memberitahukan bahwa nubuatan-nubuatan Daniel telah tiba saatnya, di mana Allah akan membuka materai pekabaran terakhir kitab Daniel dan Wahyu (“keputusan rahasia Allah”) akan dikabarkan keseluruh dunia. Jadi sangkakala keenam membawa kita pada satu periode sejarah bumi di mana peristiwa-peristiwa akhir akan segera berlangsung.

Sepanjang abad kesembilan belas, para pelajar Alkitab menyelidiki Kitab Daniel dan Wahyu. Setelah penelitian saksama, beberapa menyimpulkan bahwa nubuatan Daniel berakhir sekitar tahun 1844. Mereka mengasumsikan bahwa frasa “tidak aka nada penundaan lagi” berarti zaman akhir,kedtangan Yesus yang kedua kali. Namun demikian, mereka melewatkan sat kata penting di dalam Wahyu 10:7, yaitu “tetapi”. Dalam Bahasa Yunani, kata yang berarti “tetapi” ini menyoroti sesuatu yang sangat kontras, jauh lebih tegas dibandingkan kata Bahsa Inggris “tetapi.” Itu memberitahukan bahwa nubuatan Daniel bukan berarti zaman akhir, tetapi hanya membawa kepada “zaman akhir.” Sejak akhir nubuatan Daniel, kita tidak tahu kapan akhir itu akan tiba; yang kita tahu adalah kita benar-benar sedang hidup di “zaman akhir.”

Ini bukan sesuatu yang baru. Allah senantiasa menyatakan bahwa zaman akhir  itu sudah dekat (lihat Why. 1:3). Pada saat yang sama, Firman Allah selalu berisikan benih-benih pemahaman yang jauh lebih mendalam. Misalnya, murid-murid Yesus beranggapan bahwa Dia akn segera datang setelah kebangkitan-Nya (Kis. 1:6-8). Tetapi Dia menjelaskan pada mereka bahwa Injil harus diberitahukan ke seluuh dunia terlebih dulu.

Demikian halnya, kaum Millerite sesame abad kesembilan belas, berpendapat bahwa akhir nubuatan Daniel telah membawa mereka kepada zaman akhir. Namun bagi umat  Allah masih ada misi yang harus mereka selesaikan (Why.10:11;14:6,7). Jadi yang penting bagi kehidupan Kristen bukanlah menentukan kapan zaman akhir itu, tetapihidup dengan menuruti semboyan Korps Marinir AS: “Semper Fidelis” (Setia Selalu).

Tuhan, paling aku inginkan adalah tetap setia saat Engkau datang kembali.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar