“Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, KELUARLAH
API DARI MULUT MEREKA menghanguskan semua musuh mereka. Dan jikalau ada
orang yang hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara itu.
Mereka mempunyai KUASA UNTUK MENUTUP LANGIT, supaya jangan
turun hujan selama mereka bernubuat; dan mereka mempunyai KUASA ATAS
SEGAL AIR UNTUK MENGUBAHNYA MENJADI DARAH, dan untuk memukul bumi
dengan segala jenis malapetaka, setiap kali mereka menghendakinya” (Wahyu
11:5,6).
Pada hari Pentakosta, Allah memperlengkapi gereja-Nya
dengan karunia-karunia bernubuat (Kis.2:17,180. Para rasul mempraktikkan
karunia-karunia itu sejalan dengan tanda-tanda ajaib yang mengesankan (Kis.
2:43; 5:12-16; 6:8; 14:3). Perstiwa-peristiwa seperti itu berfungsi sebagai
alat untuk menarik perhatian Injil (Kis. 3:6-12; 8:6,7; 9:34,35; 19:10-20). Dan
diberbagai bagian dunia, tanda-tanda keajaiban ini menolong penyebaran Injil.
Di lain pihak, di gereja di Barat saat ini, jarang sekali
terjadi mukjizat. Dan keajaiban-keajaiban yang terjadi cendrung diremehkan,
rasanya tidak layak dicatat dalam Alkitab. Sebagian orang menafsirkan ulang
Alkitab untuk mengatakan bahwa Allah menghentikan “arus’ mukjizat setelah
Alkitab dirampungkan. Namun ayat ini, dan ayat-ayat lainnya (Ef.4:11-13)
agaknya berasumsi bahwa karunia-karunia supra alami akan terus berlanjut hingga
zaman akhir. Sejarah dan pengalaman universal menyatakan bahwa Allah masih
aktif berperan di mana pun untuk mengadakan perbedaan yang positif.
Satu alasan yang masuk akal untuk menjelaskan
hampir tidak adanya mukjizat di dunia Barat adalah sekularisasi. Sifat skeptik
pemikiran ala Barat meniadakan peran mukjizat dan usaha menunjukkan bahwa
mukjizat adalah hasil penipuan atau khayalan yang muluk. Seandainya seorang
nabi bangkit di gereja di Barat saat ini, kebanyakan orang mungkin
akan menolak dia atau pekabarannya. Oleh karena itu, gereja di Barat memiliki
banyak persamaan dengan kota-kota di mana Kekristenan dikompromikan, seperti
halnya Laodikia, Tiatira, dan Sardis, yang merasa nyaman dengan kondisi mereka
di dunia ini. Yesus tidak mengadakan banyak mukjizat di Nazaret karena mereka
tidak menganggap serius diri-Nya (Mat.13:57.58)
Penjelasan lain, kurangnya mukjizat di dunia dewasa ini
adalah keberdaulatan Tuhan. Dalam Alkitab, mukjizat cendrung sering
terjadi karena inisiatif Tuhan, terutama berkenaan dengan penyebaran Injil di
area-area baru. Mukjizat lebih sering terjadi saat orang-orang percaya yang
berani mengambil resiko dibandingkan dengan jika mereka keenakan dengan
nyamannya kondisi mereka saat ini. Hanya saat gereja siap untuk menantang
masyarakat barulah kita akan menyaksikan kuasa Allah dinyatakan sepenuhnya.
Tuhan, aku tidak berniat mendahului rencana-Mu bagi dunia
ini. Aku memutuskan untuk mengikuti tuntunan-Mu ke mana pun itu membawaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar