“Dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci EMPAT
PULUH DUA BULAN LAMANYA.’Dan Aku akan memberi tugas kepada dua saksi-Ku,
supaya mereka bernubuat sambil berkabung, SERIBU DUA RATUS ENAM PULUH HARI
LAMANYA” (Wahyu 11:2,3)
Pagi ini saya kembali ke bangku SMU. Ya, saya merasa
terlalu tua untuk itu ( saya lulus tahun 1967 ). Ketika salah seorang anak saya
bergumul dengan pelajaran aljabar di SMU, dan saat saya melihat buku pelajaran,
saya sadari ada permasalahan . Permasalahnnya adalah karena anak saya sudah
lebih pintar dalam aljabar dibandingkan saya. Jadi bagaimana Anda bisa menolong
seorang anak yang sedang bergumul dengan sebuah mata pelajaran padahal di tahu
lebih banyak tentang itu dibandingkan Anda ?
Pelajarannya menarik. Kekuatan menambah dan mengalikan.
Kekuatan bilangan negatif dan bilangan nol. Mata pelajaran ini mengandung
sesuatu yang menarik, sekalipun sukar untuk dipelajari sebagian orang. Tapi
apakah matematika itu? Hanya semacam bentuk permainan intelektual yang
membangun ? Atau apakah itu jendela untuk melihat realita lebih mendalam
tentang alam semesta yang telah ada bahkan sebelum kita
menemukannya?
John Polkinghome beragumen bahwa pakar-pakar matematika
adalah penemu, bukannya pencipta. Lewat matematika mereka menjelajahi suatu
realita yang memang telah ada. Misalnya, bilangan prima ( bilangan-bilangan
yang hanya dapat dibagi oleh bilangan itu sendiri dan 1, yaitu
2,3,5,7,11,13,dan seterusnya), sudah “ada” sejak semula, bahkan sebelum kita
mengamati keberadaannya.Menurut Polkinghome, bilangan prima merupakan bagian
dari struktur mendasar alam semesta, berada lebih mendalam melewati kenyataan
fisikalnya. Dengan kata lain, alam semesta lebih dari sekadar objek yang bisa
kita tangani dan amati. Menurut riset, prinsip-prinsip mendasar seperti
matematika, kebenaran, dan keindahan memiliki realita melebihi apa yang umat
manusia amati dan nyatakan. Tetapi seandainya pakar-pakar matematika itu benar,
mengapa tidak mungkin bahwa ada Allah yang sanggup melebihi segala yang dapat
diobservasi dan diteliti oleh para ilmuwan ?
Wawasan Polkinghome ini menarik saat Anda menyadari bahwa
pewahyuan Allah di dalam Wahyu ini penuh dengan bilangan dua di antaranya
terlihat dalam ayat di antaranya terlihat dalam ayat di atas. Empat puluh dua
bulan, 1260 hari, 5 bulan, 10 hari, serta satu masa, dua masa, dan setengah
masa, mewakili cara-cara yang unik dan tidak lazim untuk menggambarkan suatu
rentang waktu. Kita mengamati kumpulan orang banyak berjumlah
144.000 hingga 200 juta. Tambahan lagi, kita mendapati penggunaan bilangan
dasar, seperti 3,4,7,10,12, dan 24. Jika di pahami dengan benar, Kitab Wahyu
beserta alam ini menjadi saksi kepada Allah yang sama,
Allah yang teratur di tengah-tengah kekacuan, Allah yang sama, Allah yang
teratur di tengah-tengah kekacauan, Allah yang penuh belas kasih dan keadilan,
Allah yang mengasihi dan juga murka.
Tuhan, begitu banyak bilangan di dalam Kitab Wahyu.
Tolong aku untuk menemukan keteraturan-Mu di tengah-tengah kekacauan pribadiku
hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar